Kalau melihat aneka cokelat yang di jual di pasaran….Ah, pasti rasanya gemas ingin memakannya. Tapi tahukah teman-teman, dari apa asal cokelat itu dibuat? Bisa, tidak, kita membuatnya sendiri?
Asal Cokelat
Aneka permen cokelat yang kita kenal, dibuat dari tanaman cokelat atau kakao. Biji buah kakao yang telah difregmentasi, dijadikan serbuk yang disebut cokelat bubuk. Cokelat bubuk inilah yang lalu diolah menjadi aneka makanan dan minuman yang bercita rasa cokelat. Dan, sstt…tahu, tidak…Buah kakao yang tanpa biji bisa difregmentasi untuk dijadikan bahan makanan hewan ternak, lho…
Saat ini ada beragam jenis cokelat yang dijual di gerai-gerai permen atau makanan. Sebenarnya, semua cokelat itu terdiri dari tiga macam cokelat. Yakni white chocolate (cokelat berwarna putih), milk cocholate (warnanya coklat muda), dan dark chocolate (warnanya cokelat tua).
Lho, namanya cokelat tapi warnanya, kok, putih?
Sebenarnya semua jenis cokelat itu sama-sama terbuat dari lemak nabati yang berasal dari tumbuhan kakao. Cuma bedanya, cokelat putih lebih banyak mengandung susu dan tidak diberi bubuk kakao sehingga warnanya tidak berubah menjadi coklat. Milk chocolate atau cokelat susu, mengandung banyak susu tapi diberi sedikit bubuk kakao sehingga warnanya coklat muda. Sedangkan dark chocolate, tidak mengandung banyak susu tapi justru kandungan bubuk kakaonya banyak sehingga terasa lebih pahit dan berwarna coklat gelap.
Jadi, nama asal cokelat bukan berasal dari kata warna coklat. Jika kebetulan warna cokelat itu coklat, karena faktor bahasa Indonesia. Dalam bahasa Inggris, cokelat adalah chocolate dan berwarna brown (coklat).
Sejarah Ditemukannya Cokelat
Nah, dari mana sebenarnya cokelat berasal? Hm, konon zaman dahulu, penduduk Maya dan Aztek yang tinggal di Amerika Selatan adalah orang yang pertama kali menggunakan kakao sebagai campuran dalam makanan minuman mereka. Hingga pertengahan abad XVI, kakao alias cokelat akhirnya mulai dikenal oleh bangsa Sapnyol
Awalnya, bangsa Spanyol pun tidak tahu bahwa cokelat bisa dimakan.Hingga suatu ketika di masa itu, penjelajah Spanyol, Hernando Cortez, bersama anak buahnya terkesima dengan tradisi salah satu pemimpin bangsa Aztek, Montezuma, meminum “xocalat”. Minuman Xocalat itu tak lain terbuat dari campuran lumatan biji cokelat dan air dingin. Montezuma meminum cairan cokelat cokelat pahit itu dari cawan emas khusus sebanyak beberapa kali dalam sehari. Orang Spanyol lalu meniru dengan mencampurnya bersama hazelnut, almond, maupun kayu manis. Setelah itu, cokelat lalu makin populer di Amerika Utara, Afrika, hingga Asia.
Di Indonesia, tanaman cokelat sebenarnya sudah mulai dikenal sejak tahun 1560. Tapi mulai dibudidayakan secara serius pada tahun 1951.
Cokelat jadi Beragam
Setelah minuman cokelat makin populer, lalu cokelat mulai diolah menjadi aneka ragam panganan cokelat (kalau kamu pengen tahu lebih banyak tentang sejarah cokelat, baca Gober Nostalgia edisi 50, ya).
Hingga kini, perkembangan makanan dan minuman yang terbuat dari cokelat sangat luar biasa. Kita bisa menemukan aneka bentuk, warna, dan rasa dari cokelat. Bahkan kini kita bisa membuat cokelat sendiri dengan menggunakan bahan-bahan olahan cokelat yang sudah banyak di jual di supermaket atau toko-toko yang khusus menjual bahan membuat kue. Dark chocolate misalnya, bisa dijadikan campuran bahan dasar membuat kue yang bercita rasa cokelat.
Selain dalam bentuk permen, makanan bercita rasa cokelat bisa kita temui dalam bentuk minuman, selai, meisess, bubuk minuman, es krim, dan masih banyak lagi.
Benarkah Cokelat Merusak Gigi?
Cokelat kadang sering dianggap sebagai biang keladi rusaknya gigi. Karena itu tidak heran kalau orang tua sering melarang kita makan cokelat. Waduh…Padahal rasa cokelat, kan, sangat enak dan sering bikin ketagihan. Apa benar cokelat merusak gigi?
& nbsp; &n bsp; Wah, menurut Drg Hasti Anestari, penyebab rusaknya gigi karena makan cokelat sebenarnya bukan disebabkan si cokelat yang berasal dari kakao. Cokelat yang sebenarnya berasa pahit, kerap diberi perasa tambahan agar rasanya manis dan beragam. Perasa atau gula yang terdapat dalam cokelat itulah yang menjadi biang perusak gigi.
Gula atau glukosa dalam mulut akan akan selalu berubah menjadi asam. Asam ini akan membuat lapisan email gigi rentan dan mudah rusak, sehingga gigi bisa berlubang. Jika kebersihan gigi tidak dijaga dengan baik, cokelat yang mengandung glukosa akan berubah menjadi asam. Jika tetap melekat di gigi, tentu bisa memperbesar kemungkinan gigi cepat rusak.
Jadi, memakan cokelat atau permen lainnya sama saja. Kalau kita rajin merawat dan membersihkan gigi, tidak perlu takut untuk mengkonsumsi aneka cokelat atau permen. Gigi tetap sehat, kita pun bisa tetap makan cokelat. ***
TIPS
Membersihkah Gigi Setelah Makan Cokelat :
1. Jangan mengemut permen cokelat terlalu lama.
2. Jika sempat, segera sikat gigi hingga bersih.
3. Makan buah-buah berserat, padat, dan tidak begitu manis bisa membantu membersihkan sisa makanan yang tertinggal di gigi. Misalnya : buah Apel dan Jambu.
4. Cepat minum atau berkumur dengan air setelah makan cokelat.
5. Makan permen karet. Jangan terburu-buru membuang sisa permen karet karena membantu membersihkan kotoran di gigi. Pilih yang tidak terlalu manis.
Sumber : Drg. Hasti Anestari
Asal Cokelat
Aneka permen cokelat yang kita kenal, dibuat dari tanaman cokelat atau kakao. Biji buah kakao yang telah difregmentasi, dijadikan serbuk yang disebut cokelat bubuk. Cokelat bubuk inilah yang lalu diolah menjadi aneka makanan dan minuman yang bercita rasa cokelat. Dan, sstt…tahu, tidak…Buah kakao yang tanpa biji bisa difregmentasi untuk dijadikan bahan makanan hewan ternak, lho…
Saat ini ada beragam jenis cokelat yang dijual di gerai-gerai permen atau makanan. Sebenarnya, semua cokelat itu terdiri dari tiga macam cokelat. Yakni white chocolate (cokelat berwarna putih), milk cocholate (warnanya coklat muda), dan dark chocolate (warnanya cokelat tua).
Lho, namanya cokelat tapi warnanya, kok, putih?
Sebenarnya semua jenis cokelat itu sama-sama terbuat dari lemak nabati yang berasal dari tumbuhan kakao. Cuma bedanya, cokelat putih lebih banyak mengandung susu dan tidak diberi bubuk kakao sehingga warnanya tidak berubah menjadi coklat. Milk chocolate atau cokelat susu, mengandung banyak susu tapi diberi sedikit bubuk kakao sehingga warnanya coklat muda. Sedangkan dark chocolate, tidak mengandung banyak susu tapi justru kandungan bubuk kakaonya banyak sehingga terasa lebih pahit dan berwarna coklat gelap.
Jadi, nama asal cokelat bukan berasal dari kata warna coklat. Jika kebetulan warna cokelat itu coklat, karena faktor bahasa Indonesia. Dalam bahasa Inggris, cokelat adalah chocolate dan berwarna brown (coklat).
Sejarah Ditemukannya Cokelat
Nah, dari mana sebenarnya cokelat berasal? Hm, konon zaman dahulu, penduduk Maya dan Aztek yang tinggal di Amerika Selatan adalah orang yang pertama kali menggunakan kakao sebagai campuran dalam makanan minuman mereka. Hingga pertengahan abad XVI, kakao alias cokelat akhirnya mulai dikenal oleh bangsa Sapnyol
Awalnya, bangsa Spanyol pun tidak tahu bahwa cokelat bisa dimakan.Hingga suatu ketika di masa itu, penjelajah Spanyol, Hernando Cortez, bersama anak buahnya terkesima dengan tradisi salah satu pemimpin bangsa Aztek, Montezuma, meminum “xocalat”. Minuman Xocalat itu tak lain terbuat dari campuran lumatan biji cokelat dan air dingin. Montezuma meminum cairan cokelat cokelat pahit itu dari cawan emas khusus sebanyak beberapa kali dalam sehari. Orang Spanyol lalu meniru dengan mencampurnya bersama hazelnut, almond, maupun kayu manis. Setelah itu, cokelat lalu makin populer di Amerika Utara, Afrika, hingga Asia.
Di Indonesia, tanaman cokelat sebenarnya sudah mulai dikenal sejak tahun 1560. Tapi mulai dibudidayakan secara serius pada tahun 1951.
Cokelat jadi Beragam
Setelah minuman cokelat makin populer, lalu cokelat mulai diolah menjadi aneka ragam panganan cokelat (kalau kamu pengen tahu lebih banyak tentang sejarah cokelat, baca Gober Nostalgia edisi 50, ya).
Hingga kini, perkembangan makanan dan minuman yang terbuat dari cokelat sangat luar biasa. Kita bisa menemukan aneka bentuk, warna, dan rasa dari cokelat. Bahkan kini kita bisa membuat cokelat sendiri dengan menggunakan bahan-bahan olahan cokelat yang sudah banyak di jual di supermaket atau toko-toko yang khusus menjual bahan membuat kue. Dark chocolate misalnya, bisa dijadikan campuran bahan dasar membuat kue yang bercita rasa cokelat.
Selain dalam bentuk permen, makanan bercita rasa cokelat bisa kita temui dalam bentuk minuman, selai, meisess, bubuk minuman, es krim, dan masih banyak lagi.
Benarkah Cokelat Merusak Gigi?
Cokelat kadang sering dianggap sebagai biang keladi rusaknya gigi. Karena itu tidak heran kalau orang tua sering melarang kita makan cokelat. Waduh…Padahal rasa cokelat, kan, sangat enak dan sering bikin ketagihan. Apa benar cokelat merusak gigi?
& nbsp; &n bsp; Wah, menurut Drg Hasti Anestari, penyebab rusaknya gigi karena makan cokelat sebenarnya bukan disebabkan si cokelat yang berasal dari kakao. Cokelat yang sebenarnya berasa pahit, kerap diberi perasa tambahan agar rasanya manis dan beragam. Perasa atau gula yang terdapat dalam cokelat itulah yang menjadi biang perusak gigi.
Gula atau glukosa dalam mulut akan akan selalu berubah menjadi asam. Asam ini akan membuat lapisan email gigi rentan dan mudah rusak, sehingga gigi bisa berlubang. Jika kebersihan gigi tidak dijaga dengan baik, cokelat yang mengandung glukosa akan berubah menjadi asam. Jika tetap melekat di gigi, tentu bisa memperbesar kemungkinan gigi cepat rusak.
Jadi, memakan cokelat atau permen lainnya sama saja. Kalau kita rajin merawat dan membersihkan gigi, tidak perlu takut untuk mengkonsumsi aneka cokelat atau permen. Gigi tetap sehat, kita pun bisa tetap makan cokelat. ***
TIPS
Membersihkah Gigi Setelah Makan Cokelat :
1. Jangan mengemut permen cokelat terlalu lama.
2. Jika sempat, segera sikat gigi hingga bersih.
3. Makan buah-buah berserat, padat, dan tidak begitu manis bisa membantu membersihkan sisa makanan yang tertinggal di gigi. Misalnya : buah Apel dan Jambu.
4. Cepat minum atau berkumur dengan air setelah makan cokelat.
5. Makan permen karet. Jangan terburu-buru membuang sisa permen karet karena membantu membersihkan kotoran di gigi. Pilih yang tidak terlalu manis.
Sumber : Drg. Hasti Anestari
0 komentar:
Posting Komentar